Pagi itu, aku yang sedari malam berada di rumah kawan,
setelah melaksanakan rutinitas pagi, shalat dan baca Quran, aku duduk santai
depan komputer. Sambil terhidang segelas teh dan roti, tidak jauh beda seperti
yang aku rasakan di pagi-pagi yang lain. Hanya saja, biasa di rumah sendiri,
ini di tempat orang.
Seperti biasa kalau sudah login YM, aku memerikasa kotak
masuk email ku. Tebakku, pasti banyak mail yang masuk. Soalnya semasa ujian
selama sebulan penuh aku jarang buka internet. Dan benar, lebih dari lima puluhan email masuk.
Ya walaupun kebanyakan mailist dan email-email yang nggak terlalu penting.
Sedikit agak bertanya-tanya, di antara sederetan surat masuk itu terlihat
pengirimnya dari Facebook. Paling juga orang-orang yang minta add.
Soalnya, aku tergolong orang yang paling jarang mendapat komentar-komentar di
halaman facebookku. Karena memang aku tidak begitu suka balas-balasan
komentar.
Tapi, kali itu beda. Lebih dari lima orang ngasi komentar di facebookku.
Aneh kupikir, ada apa gerangan yang membuat mereka ringan tangan memberi
komentar. Padahal juga aku tidak pernah memberi komentar di facebook
mereka. Tapi satu yang ku tahu, saat kulihat tanggal hari itu, bertepatan
dengan hari kelahiranku. Aneka ucapan selamat ulang tahun pun menghiasi halaman
depan facebook ku.
Ada
yang ngucapin Sanah Helwah, ada yang happy birthday, ada juga
dengan ucapan selamat ulang tahun. Sebuah penghargaan yang lumayan berarti
bagiku. Walau ucapan-ucapan itu datang dari sebagian orang-orang yang tak ku
kenal dan tak pernah berpapasan. Bahkan yang paling berharga menurutku, harapan
dan doa-doa yang mereka berikan teriring ucapan selamat tadi, sehingga
mengingatkan perjalanan hidupku sudah berapa jauh langkah yang ayuhkan.
Sampai-sampai menjadi sebuah konsekwensi dari rute hidup yang kulalui,
pergantian hari yang menemani, membuat jatah hidupku berkurang.
Satu komentar seperti itulah yang membuat aku kembali
melihat ke belakang sejenak. Tatakala seorang kawan menulis komentar berupa
ucapan selamat dan nasihat meski usia bertambah namun hakikatnya berkurang,
juga doanya semoga aku yang sekarang bisa menjadi lebih bijak dari pada aku
yang dulu-dulu.
Kalau ditanya soal perdebatan ulang tahun, aku lebih memilih
posisi tengah. Memang benar ada yang bilang kalau ulang tahun itu tradisi luar
islam, apalagi sampai-sampai merayakan, sangat tidak pantas sekali sebagai
muslim meniru adat dan tradisi orang luar. Karena memang sedari dulu, islam
tidak pernah ingin sama dengan orang luar. Misalnya, sewaktu para sahabat nabi
dulu kebingungan bagaimana caranya memanggil orang untuk shalat berjamaah. Ada yang ngusulkan
terompet, kemudian ditolak karena alasan ngikuti orang Yahudi. Ada yang ngusulkan lonceng, kemudian ditolak
karena alasan ngikuti orang Nasrani. Barulah terakhir salah seorang sahabat
mengusulkan untuk mengumandankan azan. Belum lagi yang beralasan, menyetir
hadis bahwa segolongan yang mengikuti golongan lain, maka mereka termasuk satu
golongan. Dan orang-orang yang mencintai satu kelompok, kelak akan dikumpulkan
dihari kiamat bersama kelompok orang yang dicintai.
Namun, hal yang paling penting dalam hal ini, bagaimana kita
mengambil hikmah dari setiap kejadian dalam kehidupan. Bukan ucapan selamat itu
yang diharapkan, karena kalau direnung lebih dalam apa yang harus diucapin
selamat, toh umur juga jadi berkurang. Namun yang paling berarti, saat
orang-orang sekitar kita mengiringi doa dan nasehat di hari itu.
Hasibu qabla an tuhasabu, hitunglah diri kamu sebelum
kamu dihitung. Setidaknya pernyataan ini yang mendasari bahwa muhasabah itu
perlu kapan saja. merenung sejenak memikirkan apa yang sudah dikerjakan apa
yang belum. Tafakkur, betapa banyak nikmat Allah yang diberikan, apakah sudah
seimbang rasa syukur kita terhadap nikmat yang ada. Dan menghitung diri, apakah
sepanjang nafas berhembus ini lebih banyak kebajikan yang dikerjakan atau
sebaliknya.
Setiap hari, setiap minggu, setiap bulan dan setiap tahun.
Intinya, setiap saat kita harus selalu interopeksi diri. Wal tanzur nafsun ma
qaddamat li ghad. Begitulah firman Allah, menyuruh kita agar melihat apa yang
telah berlalu agar bisa dijadikan pelajaran di masa akan datang.
Alangkah berartinya sebuah nasehat. Itu merupakan kewajiban
bagi setiap muslim. Satu kewajiban yang begitu pentingnya sampai-sampai dalam
FirmanNya Allah swt menggandengkan peringatan itu dalam satu surat yang disebut al Ashr yang berarti waktu
atau masa. Karena banyak orang yang terlalai dengan masa yang ada. Dalam surat tersebut Allah
mengecualikan bagi orang-orang yang beriman dan beramal saleh, mereka tidak
akan merugi disebabkan oleh waktu. Karena mereka senantiasa menasehati dalam
jalan kebaikan dan dalam kesabaran.
Berntunglah orang-orang yang mendapat nasehat dari
saudaranya sehingga menjadikan dirinya lebih baik dari pada hari yang kemarin.
Dan merugilah orang yang tidak mendapat nasehat, karena dirinya bakal menjadi
lebih buruk dari pada hari yang kemarin. Sekurang-kurangnya, nasehat itu ada
setahun sekali saat usia kita bertambah. Mudah-mudahan dengan muhasabah akan
membuat hidup lebih berkah.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer


